Selasa, 01 Agustus 2017

Ibu Guru Ku Dengan Penampilan Berbeda

  ag iwan. Aq adalah seorang siswa dari salah satu SMA ngeri terkenal.yang tidak ingin aku sebutkan . Saat ini aq duduk dibangku kelas 2 jurusan IPA. memasuki thn 2008 berarti persiapan buatku untuk lebih giat dan serius belajar menghadapi UJIAN

Aq sadar bahwa aq tdk begitu pandai, maka itu aq selalu mencari cara agar guru-guru bisa membantuku dengan nilai. Cara yg aq gunakan adalah selalu mengajukan diri unutk menjadi ketua kelas pelajaran di sekolah.
Pengalamanku sebagai ketua kelas di kelas 2 inilah yg membawa diriku ke pengalaman yg tak akan pernah aq lupakan seumur hidupku. Mulanya aq biasa-biasa saja ketika mendengar aq dipilih menjadi ketua kelas pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan alam.
Namun lama-lama aq senang karena ternyata bu Fitri lah yg kembali mengajar kelasku. Ya, bu Fitri adalah guru Ilmu Pngetahuan Alam saat aq masih duduk dibangku kelas 3 smp, bu Fitri sering jadi bahan omongan teman-teman sekelasku.
Bagaimana tdk, di kelasku itu, meja guru yg menghadap ke arah dimana aku berhadap hadapan dengan bu guru, di depannya biasanya khan tertutup, sehingga kaki guru tdk terlihat dari arah murid, nah, di kelasku mejanya depannya tdk tertutup, jadi setiap guru yg duduk selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya. Diantara semua guru, bu Iisa, bu siska, bu putri dan sebagainya, mereka semua sadar akan keadaan meja itu dan sadar bagaimana harus duduk di kursi itu, hanya bu fitri  yg tdk sadar. Beliau selalu mengajar sambil duduk dan memberikan pelajaran mengenai ilmu pengetahuan alam
Bu fitri tdk sadar, jika ia duduk selalu agak mengangkang dan hampir setiap dia mengajar anak-anak cowo selalu memaksa duduk di depan supaya bisa lebih jelas melihat paha bu fitri dan CELANA DALAM nya yg berwarna pink berlambangkan kupu-kupu.
Banyak teman-teman yg diam-diam mengambil foto selangkangan bu fitri dari bawah meja dengan Handphone, namun hasilnya selalu tdk memuaskan karena gelap. Aku pun termasuk salah seorang dari mereka yg selalu menjadi keringatan lihat paha bu Fitri.
Bu Fitri berusia 28th, dari Kulitnya putih halus dan terawat . Semakin dia tdk memakai make-up, semakin nafsu teman-temanku melihatnya. Karena kulitnya menjadi agak mengkilat.
Kembali ke ceritaku, aku pun semakin sering berkomunikasi dengan bu Fitri. Dan aku mencari cara agar aku bisa menarik perhatiannya. Sisi positifnya membuat aku terpaksa membaca-baca hal-hal soal ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan wanita hahah dan berusaha mencari-cari pertanyaan untuk sekedar aku tanyakan kepada ibu fitri  .tentang cara wanita melahirkan .yang saya seharusnya tau hanya saja pura pura tidak mengetahuinya  entah kenapa pada saat aku bertanya ibu fitri mukanya merah dan malu-malu menjelaskanya kepada saya ,dan ibu fitri mengalihkan pembicaraan saya ,. Jika berbicara lebih dekat dengan bu Fitri, aku lihat dari dekat kulitnya yg putih agak putih  kemerahan dan keriput. Namun semakin membuatku bernafsu, karena pikiran ku udah terkotori dengan pengalaman saat kelas smp .
Semaksimal mungkin kubukat bu Fitri berpikiran bahwa aku adalah siswa yg sangat tertarik dengan apa yg ia ajarkan, walaupun sebenarnya tujuanku adalah dekat dengan dirinya.
Suatu hari aku bertanya apakah aku boleh meminjam beberapa buku mengenai .mengembang biakan mahaluk hidup yang ada di dunia ini.  yg sering bu Fitri ceritakan padaku. Bu Fitri bilang boleh saja, kalau mau ke rumah. Yes! akhirnya berhasil strategiku. Bu Fitri memberikan alamat rumahnya yg berada di Pekantoran dekat tempat kerja bapaku
Malamnya aku tdk bisa tidur, mengatur rencana seperti apa nanti kalau aku di rumah bu Fitri. Besok aku akan ke rumah bu Fitri sepulang sekolah..
Esoknya sepulang sekolah aku langsung ke rumah bu Fitri . Tak disangka, saat aku sedang menyetop angkot untuk pergi ke rumah bu Fitri, ternyata bu Fitri juga tengah menunggu angkot.
“Eh, wan, mu kerumah ibu? ya sudah bareng saja”, aku senang sekali aku bisa pergi sama bu Fitri. Aku duduk bersebelahan bu Fitri di kursi depan angkot. Ooh, pahaku bersentuhan dengan pahanya yg mulus, aku takut ketahuan kalau batang kemaluanku sudah mulai mengeras, maka aku tutupi dengan tasku.
Sepanjang perjalanan bu Fitri cerita tentang keluarganya dan terkadang sedikit menanyakan tentang keluargaku. Aku berbohong bahwa aku sudah lama tdk mendapat kasih sayang seorang ibu, karena aku hidup terpisah, lalu aku bilang senang karena aku merasa bisa mendapatkan kenyamanan jika berbicara dan ngobrol dengan bu Fitri, rasanya bu Fitri sudah kuanggap ibu sendiri.
Bu Fitri terharu dan Memegang tanganku!! Kata beliau, beliau senang mendengarnya lagian menurutnya aku anak yg baik. Dalam benakku, ya, aku memang anak “baik”, yg siap menikmati tubuh ibu. Aduh batang kemaluanku sampai keluar pelumas saat itu, basah sekali.
Dua puluh menit kemudian, sampailah kami di rumah beliau. Ternyata dugaanku benar, tdk ada seorangpun di rumah beliau. ,di dalam banakku bertanya –tanya  mengapa bu fitri hidup seorang diri dan tidak ada foto bersama keluarganya atau foto pernikahan di ruang tamu ibu fitri rupanya aku menyadari bahwa ibu fitri adalah seorang single Aku dipersilahkan duduk di ruang tamu.
Bu Fitri bilang tunggu sebentar ibu ganti baju dulu yah . Ganti baju??! dalam benakku aduh ingin sekali aku mengintip beliau ganti baju. Aku deg-degan, mataku mengarah kemana bu Fitri pergi. Beberapa menit bu Fitri keluar Hanya dengan  Memakai selendang batik dan dalamanya tidak memakai apa apa .aku dibuat ibu fitri benar benar kaget sambil bertanya kepada ibu fitri mengapa memakai selendangan batik .kemudian ibu fitri menjawab ohh disini panas wan kalau ibu dirumah selalu memakai baju seperti ini sudah terbiasa sejak kecil . .dalam pikirku rupanya ibu fitri di rumah selalu memakai selendangan batik sambil aku melihat buah dadanya yang sedikit terbuka .Yah, ternyata hari itu belum waktunya untukku, tapi ini adalah awal dari pengalaman yg sebenarnya.
Sejak itu aku jadi sering ke rumah bu Fitri dan kenal dengan kepribadianya lebih dalam lagi   . Akhirnya puncak pegalaman ini, saat aku pura-pura menangis sedih frustasi akibat ayahku mau menikah lagi dan aku tdk setuju, karena itu ayahku mengusirku dan tdk boleh pulang ke rumah. Tentu saja ceritanya aku karang sendiri.
Bu Fitri sangat bersimpati padaku, saat aku cerita panjang lebar di rumahnya tdk ada siapa-siapa, bu Fitri saat itu memakai daster dan tanpa make-up duduk disebelaku sambil memegang pundakku. Aku menangis pura-pura, bu Fitri menenangkan ku dengan memelukku.
Mmh, aku menyentuh pinggiran buah dada bu Fitri. Akhirnya aku mencium aroma tubuhnya. Aku mempererat pelukanku dan kepalaku aku sandarkan di leher bu Fitri. aku bisa menghirup aroma lehernya. Bu Fitri memelukku erat pula.
Secara nekat kuberanikan diriku untuk mencium pipi bu Fitri secara lembut. Dan bilang kalau aku minta maaf tapi aku merasa cuma bisa tenang jika dekat ibu Fitri. Bu Fitri  bilang tdk apa-apa. Aku pun memberanikan mencium pipinya lagi, tapi kali ini lebih dekat ke pinggiran bibir, cukup lama kutempelkan bibirku di pinggiran bibirnya.
Bu Fitri diam saja sambil terus memelukku dan mengelus-elus punggunggu sambil menenangkan. Apakah bu Fitri terasa bahwa batang kemaluanku yg sudah menegang kutempelkan di pahanya. Ku coba menggesek-gesekkan perlahan batang kemaluanku ke paha bu Fitri.
Bu Fitri tahu. Namun beliau diam saja. Aku pegang pipi beliau, tentunya air mataku masih mengalir, sambil aku lekatkan bibirku dengan bibirnya sambil berkata “Ibu…”, bibir bu Fitri tdk terbuka, beliau tetap diam, walaupun bibirku bergerak-gerak mencium bibirnya.
Berbarengan dengan itu, aku tekan dan gesekkan terus batang kemaluanku yg sudah basah ke paha bu Fitri. Kami berdua duduk di sofa. Bu Fitri tahu aku sedang apa dan beliau diam saja, membiarkan ku beronani dengan menggunakan paha dan bibirnya sebagai media masturbasiku.
Aku gesek-gesekkan terus dan terus, bu Fitri tampaknya memejamkan mata dan tdk berkata apa-apa. OOh pembaca, wajahnya aku ciumi, nafasnya aku hirup, dan pahanya yg mungil  dan lembut aku tekan-telan dengan batang kemaluan, gesek terus.. Ooh..terus… Dan akhirnya ouuhh.. Cepat sekali aku ejakulasi.
Aku pun lemas sambil memeluk ibu Fitri yg hampir posisinya setengah tertidur di sofa akibat aku tekan terus. Bu Fitri pelan-pelan bilang, “udah..? hm?”, kata bu Fitri pelan dan terdengar sayang sekali denganku. Aku minta maaf sekali lagi dan bu Fitri bilang ia mengerti.
Tentunya setelah kejadian itu, aku semakin dekat dengan ibu, sampai detik ini.. teman-temanku tdk tahu hubungan kami. Walaupun aku belum sampai berhubungan sex dengan bu Fitri, namun bu Fitri selalu tahu dan bersedia menjadi media onaniku, dengan syarat pakaian kami masih kami kenakan, bu Faida hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan aku menindihnya dan menekan-nekan batang kemaluanku ke paha dekat selangkangannya sampai aku dapat klimaks.
Maka itu, aku selalu membawa CD cadangan saat aku bilang ke bu Fitri kalau aku ingin ke rumah ibu Fitri., Bu Fitri, Irfan sayang sama ibu. Biarlah Irfan tdk berhubungan sex dengan ibu tapi adanya ibu cukup membuat Irfan bahagia. Bisa klimaks di atas tubuh ibu dan mencium bibir ibu…aku memberanikan diri lebih dekat lagi ……dan lagi ………sampai aku pulang pulang kecapean dan memikirkan lagi di rumah atas kejadian dengan ibu fitri 
 




0 komentar:

Posting Komentar

close