Ibu Guru Ku Dengan Penampilan Berbeda
ag iwan. Aq adalah
seorang siswa dari salah satu SMA ngeri terkenal.yang tidak ingin aku sebutkan . Saat ini aq duduk dibangku
kelas 2 jurusan IPA. memasuki thn 2008 berarti persiapan buatku untuk lebih
giat dan serius belajar menghadapi UJIAN
Aq sadar bahwa aq tdk begitu
pandai, maka itu aq selalu mencari cara agar guru-guru bisa membantuku dengan
nilai. Cara yg aq gunakan adalah selalu mengajukan diri unutk menjadi ketua kelas pelajaran di sekolah.
Pengalamanku sebagai
ketua kelas di kelas 2 inilah yg membawa diriku ke pengalaman yg tak akan
pernah aq lupakan seumur hidupku. Mulanya aq biasa-biasa saja ketika mendengar
aq dipilih menjadi ketua kelas pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan alam.
Namun lama-lama aq senang
karena ternyata bu Fitri lah yg kembali mengajar kelasku. Ya, bu Fitri adalah
guru Ilmu Pngetahuan Alam saat aq masih duduk dibangku kelas 3 smp, bu Fitri sering jadi bahan
omongan teman-teman sekelasku.
Bagaimana tdk, di kelasku itu,
meja guru yg menghadap ke arah dimana aku berhadap hadapan dengan bu guru, di
depannya biasanya khan tertutup, sehingga kaki guru tdk terlihat dari arah
murid, nah, di kelasku mejanya depannya tdk tertutup, jadi setiap guru yg duduk
selalu kelihatan kaki dan posisi duduknya. Diantara semua guru, bu Iisa, bu siska, bu putri dan sebagainya, mereka semua sadar akan keadaan meja itu dan
sadar bagaimana harus duduk di kursi itu, hanya bu fitri yg tdk sadar. Beliau selalu mengajar sambil
duduk dan memberikan pelajaran mengenai ilmu pengetahuan alam
Bu fitri tdk sadar, jika ia
duduk selalu agak mengangkang dan hampir setiap dia mengajar anak-anak cowo
selalu memaksa duduk di depan supaya bisa lebih jelas melihat paha bu fitri dan
CELANA DALAM nya yg berwarna pink berlambangkan kupu-kupu.
Banyak teman-teman yg diam-diam
mengambil foto selangkangan bu fitri dari bawah meja dengan Handphone, namun
hasilnya selalu tdk memuaskan karena gelap. Aku pun termasuk salah seorang dari
mereka yg selalu menjadi keringatan lihat paha bu Fitri.
Bu Fitri berusia 28th, dari Kulitnya
putih halus dan terawat . Semakin dia tdk memakai make-up, semakin nafsu
teman-temanku melihatnya. Karena kulitnya menjadi agak mengkilat.
Kembali ke ceritaku, aku pun
semakin sering berkomunikasi dengan bu Fitri. Dan aku mencari cara agar aku
bisa menarik perhatiannya. Sisi positifnya membuat aku terpaksa membaca-baca hal-hal
soal ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan wanita hahah dan berusaha
mencari-cari pertanyaan untuk sekedar aku tanyakan kepada ibu fitri .tentang cara wanita melahirkan .yang saya
seharusnya tau hanya saja pura pura tidak mengetahuinya entah kenapa pada saat aku bertanya ibu fitri
mukanya merah dan malu-malu menjelaskanya kepada saya ,dan ibu fitri
mengalihkan pembicaraan saya ,. Jika berbicara lebih dekat dengan bu Fitri, aku
lihat dari dekat kulitnya yg putih agak putih kemerahan dan keriput. Namun semakin membuatku
bernafsu, karena pikiran ku udah terkotori dengan pengalaman saat kelas smp .
Semaksimal
mungkin kubukat bu Fitri berpikiran bahwa aku adalah siswa yg sangat tertarik
dengan apa yg ia ajarkan, walaupun sebenarnya tujuanku adalah dekat dengan
dirinya.
Suatu hari aku bertanya apakah
aku boleh meminjam beberapa buku mengenai .mengembang biakan mahaluk hidup yang
ada di dunia ini. yg sering bu Fitri ceritakan padaku. Bu Fitri bilang boleh saja, kalau mau ke rumah. Yes! akhirnya
berhasil strategiku. Bu Fitri memberikan alamat rumahnya yg berada di
Pekantoran dekat tempat kerja bapaku
Malamnya aku tdk bisa tidur,
mengatur rencana seperti apa nanti kalau aku di rumah bu Fitri. Besok aku akan
ke rumah bu Fitri sepulang sekolah..
Esoknya sepulang sekolah aku
langsung ke rumah bu Fitri . Tak disangka, saat aku sedang menyetop angkot
untuk pergi ke rumah bu Fitri, ternyata bu Fitri juga tengah menunggu angkot.
“Eh, wan, mu kerumah ibu? ya
sudah bareng saja”, aku senang sekali aku bisa pergi sama bu Fitri. Aku duduk
bersebelahan bu Fitri di kursi depan angkot. Ooh, pahaku bersentuhan dengan
pahanya yg mulus, aku takut ketahuan kalau batang kemaluanku sudah mulai
mengeras, maka aku tutupi dengan tasku.
Sepanjang perjalanan bu Fitri
cerita tentang keluarganya dan terkadang sedikit menanyakan tentang keluargaku.
Aku berbohong bahwa aku sudah lama tdk mendapat kasih sayang seorang ibu,
karena aku hidup terpisah, lalu aku bilang senang karena aku merasa bisa
mendapatkan kenyamanan jika berbicara dan ngobrol dengan bu Fitri, rasanya bu
Fitri sudah kuanggap ibu sendiri.
Bu Fitri terharu dan Memegang
tanganku!! Kata beliau, beliau senang mendengarnya lagian menurutnya aku anak
yg baik. Dalam benakku, ya, aku memang anak “baik”, yg siap menikmati tubuh
ibu. Aduh batang kemaluanku sampai keluar pelumas saat itu, basah sekali.
Dua puluh menit kemudian,
sampailah kami di rumah beliau. Ternyata dugaanku benar, tdk ada seorangpun di
rumah beliau. ,di dalam banakku bertanya –tanya mengapa bu fitri hidup seorang diri dan tidak
ada foto bersama keluarganya atau foto pernikahan di ruang tamu ibu fitri rupanya
aku menyadari bahwa ibu fitri adalah seorang single Aku dipersilahkan duduk di
ruang tamu.
Bu Fitri bilang tunggu sebentar
ibu ganti baju dulu yah . Ganti baju??! dalam benakku aduh ingin sekali aku
mengintip beliau ganti baju. Aku deg-degan, mataku mengarah kemana bu Fitri
pergi. Beberapa menit bu Fitri keluar Hanya dengan Memakai selendang batik dan
dalamanya tidak memakai apa apa .aku dibuat ibu fitri benar benar kaget sambil
bertanya kepada ibu fitri mengapa memakai selendangan batik .kemudian ibu fitri
menjawab ohh disini panas wan kalau ibu dirumah selalu memakai baju seperti ini
sudah terbiasa sejak kecil . .dalam pikirku rupanya ibu fitri di rumah selalu
memakai selendangan batik sambil aku melihat buah dadanya yang sedikit terbuka .Yah,
ternyata hari itu belum waktunya untukku, tapi ini adalah awal dari pengalaman
yg sebenarnya.
Sejak itu aku jadi sering ke
rumah bu Fitri dan kenal dengan kepribadianya lebih dalam lagi .
Akhirnya puncak pegalaman ini, saat aku pura-pura menangis sedih frustasi
akibat ayahku mau menikah lagi dan aku tdk setuju, karena itu ayahku mengusirku
dan tdk boleh pulang ke rumah. Tentu saja ceritanya aku karang sendiri.
Bu Fitri sangat bersimpati
padaku, saat aku cerita panjang lebar di rumahnya tdk ada siapa-siapa, bu Fitri
saat itu memakai daster dan tanpa make-up duduk disebelaku sambil memegang
pundakku. Aku menangis pura-pura, bu Fitri menenangkan ku dengan memelukku.
Mmh, aku menyentuh pinggiran
buah dada bu Fitri. Akhirnya aku mencium aroma tubuhnya. Aku mempererat
pelukanku dan kepalaku aku sandarkan di leher bu Fitri. aku bisa menghirup
aroma lehernya. Bu Fitri memelukku erat pula.
Secara nekat kuberanikan diriku
untuk mencium pipi bu Fitri secara lembut. Dan bilang kalau aku minta maaf tapi
aku merasa cuma bisa tenang jika dekat ibu Fitri. Bu Fitri bilang tdk apa-apa. Aku pun memberanikan
mencium pipinya lagi, tapi kali ini lebih dekat ke pinggiran bibir, cukup lama
kutempelkan bibirku di pinggiran bibirnya.
Bu Fitri diam saja sambil terus
memelukku dan mengelus-elus punggunggu sambil menenangkan. Apakah bu Fitri
terasa bahwa batang kemaluanku yg sudah menegang kutempelkan di pahanya. Ku
coba menggesek-gesekkan perlahan batang kemaluanku ke paha bu Fitri.
Bu Fitri tahu. Namun beliau
diam saja. Aku pegang pipi beliau, tentunya air mataku masih mengalir, sambil
aku lekatkan bibirku dengan bibirnya sambil berkata “Ibu…”, bibir bu Fitri tdk
terbuka, beliau tetap diam, walaupun bibirku bergerak-gerak mencium bibirnya.
Berbarengan dengan itu, aku
tekan dan gesekkan terus batang kemaluanku yg sudah basah ke paha bu Fitri. Kami
berdua duduk di sofa. Bu Fitri tahu aku sedang apa dan beliau diam saja, membiarkan
ku beronani dengan menggunakan paha dan bibirnya sebagai media masturbasiku.
Aku gesek-gesekkan terus dan
terus, bu Fitri tampaknya memejamkan mata dan tdk berkata apa-apa. OOh pembaca,
wajahnya aku ciumi, nafasnya aku hirup, dan pahanya yg mungil dan lembut aku tekan-telan dengan batang
kemaluan, gesek terus.. Ooh..terus… Dan akhirnya ouuhh.. Cepat sekali aku
ejakulasi.
Aku pun lemas sambil memeluk
ibu Fitri yg hampir posisinya setengah tertidur di sofa akibat aku tekan terus.
Bu Fitri pelan-pelan bilang, “udah..? hm?”, kata bu Fitri pelan dan terdengar
sayang sekali denganku. Aku minta maaf sekali lagi dan bu Fitri bilang ia
mengerti.
Tentunya setelah kejadian itu,
aku semakin dekat dengan ibu, sampai detik ini.. teman-temanku tdk tahu
hubungan kami. Walaupun aku belum sampai berhubungan sex dengan bu Fitri, namun
bu Fitri selalu tahu dan bersedia menjadi media onaniku, dengan syarat pakaian
kami masih kami kenakan, bu Faida hanya menyediakan pahanya dan memperbolehkan
aku menindihnya dan menekan-nekan batang kemaluanku ke paha dekat
selangkangannya sampai aku dapat klimaks.
Maka itu, aku selalu membawa CD
cadangan saat aku bilang ke bu Fitri kalau aku ingin ke rumah ibu Fitri., Bu Fitri,
Irfan sayang sama ibu. Biarlah Irfan tdk berhubungan sex dengan ibu tapi adanya
ibu cukup membuat Irfan bahagia. Bisa klimaks di atas tubuh ibu dan mencium
bibir ibu…aku memberanikan diri lebih dekat lagi ……dan lagi ………sampai aku
pulang pulang kecapean dan memikirkan lagi di rumah atas kejadian dengan ibu
fitri










0 komentar:
Posting Komentar